SELAMAT DATANG DI BLOG KUMPULAN PUISI SANGGAR SASTRA TASIK

Selasa, 02 Maret 2010

Sarabunis Mubarok


PUISIKU

1

Sajakku,
Lebih muda dari bayi yang pemiliknya masih kasmaran
Lebih tua dari umur yang tak bernyali menghadapi mati

Sajakku,
Lebih cantik dari bidadari yang setiap pagi
Melelahkan laki-laki
Lebih buruk dari syetan yang bersetubuh di setiap lisan

Sajakku,
Lebih lembut dari bulu-bulu di setiap tubuh perempuan
Lebih keras dari batu karang di setiap hati manusia

Sajakku,
Lebih bijaksana dan lebih tak tahu diri
Lebih toleran dan lebih diktator
Lebih banyak hingga tak pernah aku tuliskan
Ataupun aku bisikkan, dalam hati kecilku sekalipun

2

Kuingat sebuah sajak yang belum selesai kutuliskan
Kulupakan ketika aku tak sanggup menyebutnya sajak

3

Berhari-hari kutulis sajak cinta
Bertahun-tahun ku tak memahaminya
Berhari-hari aku mencintai sajak
Bertahun-tahun aku dimusuhi sajak
Sehari aku tak bersajak
Aku habis dimakan sajak-sajakku

4

Kusulam seuntai sajak di kerudungmu
Dan dunia pun memujamu
Lalu kaupasangkan sajak itu di rambutmu
Dan dunia menyatakan kiamat kepadamu

5

Terakhir sajakku sebuah mimpi
Sekarang mimpiku sebuah sajak
Kutulis sajak tentang tidurku
Dalam tidur aku bersajak

6

Dan angin menoleh sajakku yang tak bernyali
Lalu diapungkan ke udara
Sampai sajakku dikalahkan keangkuhan
Dan kuhakimi sajakku dalam hati
Agar angin tak dapat meniru sajak-sajakku

7

Kuhitung janjiku dalam sajak
Esoknya aku dipenjara karena mengkhianatinya

8

Setelah sembahyang kutulis menjadi sajak
Aku tak pernah bisa khusyu sembahyang
Setelah aku khusyu bersajak
Aku jadi tak mau sembahyang
Setelah sajakku disembahyangi orang
Aku baru belajar sembahyang

9

Ketika sajakku seperti puteri malu
Semua putri malu bersajak
Karena malu-ku adalah sajak
Yang memalukan puteri-puteri

10

Ketika sajakku merontokkan gigi seorang presiden
Dan menjelma partai baru yang malu-malu
Para liliput mengadakan upacara penurunan bendera
Tepat di depan hidungku

11

Kucuci sajakku dengan air mata
Kutemukan air mataku meluap
Ke surat kabar, radio, televisi
Sampai ke panggung sorga dan neraka
Akhirnya sajakku tenggelam di air mata mimpi
Mimpi yang sering memata-mataiku

12

Kutitipkan sajakku dalam sejuknya senyuman
Supaya mengembara di kedalaman dada
Menuju semak cintamu yang tak terjamah
Sampai sajakku jadi mahar kematiam

13

Sajakku adalah dering telepon
Tak bernyali dan tak tahu diri

14

Dalam reruntuhan sajak Tuhan dan Syetan
Aku tak dapat mengelak untuk memakan keduanya

15

Sajakku pun usang
Setelah berkencan di surat kabar
Dengan rayuan yang mematikan

16

Ketika sajakku diam, diamku emas
Ketika sajakku emas, diamku bencana

17

Sajak cintaku adalah ciuman untuk kekasih
Sajak ciuman adalah cintaku yang tak berpamrih

18

Sajakku masih perawan
Tak tersentuh surat kabar dan honor murahan
Sajakku masih perawan
Tak terjamah antologi atau buku puisi
Sajakku masih perawan
Tak kubacakan karena belum kuciptakan

19

Ketika kutemukan sajakku dalam mimpi
Hilanglah mimpiku dalam sajak

20

Sajakku kalah berkhotbah
Sajakku enggan berkencan
Sajakku hilang, tepuk tangan!

21

Nafasku adalah sajak
Oleh karena itu aku hidup

22

Sajakku adalah anggur
Sajakku adalah candu
Dan sajakku akan memabukanmu

23

Kalau aku egois
Sajakku lebih egois

24

Di buku harianmu
Sajakku menjadi bintang tamu

25

Seperti itulah aku menjegal sajak dengan koma
Seperti itu pula aku membunuh sajak dengan titik

26

Aku menyusukan sajakku kepada ibu
Lalu tumbuh dan celakalah aku
Ketika sajakku mendamprat ibu

27

Di tahi lalatmu aku sempat menulis sajak
Esoknya kaulahirkan bayi dari kata-kataku

28

Dan hujan pun menumbuhkan sajakku di kepala
Dan angin pun mengabarkannya kepada tanah
Dan aku pun terkubur kata-kataku

29

Menyongsong hari esok dengan sajak
Membunuh hari kemarin pun dengan sajak
Lalu hari ini aku tak bersajak

30

Sajakku sebatang rokok
Dimakan pangkalnya habis ujungnya

1999



Tidak ada komentar:

Posting Komentar